Minggu, 21 Agustus 2011

PENTAS PUISI PERJALANAN MIMPI KE NEGERI UTOPIA


Menyambut ulang tahun Viaduct pers mahasiswa fakultas hukum Universitas Atma Jaya Jakarta, Komunitas Sastra Meja Bundar (KSMB) mengadakan pentas dengan tema Perjalanan Mimpi ke Negeri Utopia, selanjutnya disebut Pentas Puisi Perjalanan Mimpi.

Pentas yang dilaksanakan tanggal 07 Juni 2009 ini merupakan pentas kedua dari KSMB. Pentas pertama dengan tema Emosi dapat dilihat di sini.

Pada Pentas Puisi Perjalanan Mimpi, anggota-anggota KSMB berkolaborasi menyumbangkan bait-bait puisi. Bait-bait puisi ini akhirnya dirangkai menjadi satu materi pentas utuh melalui tangan dingin Thomas Silvano yang juga merangkap Pemimpin Produksi. Pada pentas ini, KSMB masih meneruskan pola pada pentas sebelumnya, yaitu menggabungkan musik dan puisi sebagai sebuah pertunjukan. Namun demikian, KSMB membuat terobosan dengan menampilkan musikalisasi puisi. Musikalisasi puisi dapat didengarkan di sini.

KSMB melakukan latihan persiapan pentas selama kurang lebih dua minggu. Materi, musik dan pembaca puisi terus-menerus dimatangkan agar dapat menyajikan sebuah pentas yang sempurna. Berikut foto-foto pada saat KSMB sedang latihan.

Marlon Hutajulu sedang berlatih menghayati bagian puisi yang akan dibawakan.
Rinidiyanti Ayahbi (kiri) dan Arya Pratita (kanan) sedang menyelaraskan musik dan puisi.

Rino Ayahbi (depan kiri) dan Thomas Silvano (depan kanan) berlatih bagian puisi yang akan dibawakan.

Pentas Puisi Perjalanan Mimpi berangkat dari ide yang menggambarkan kehidupan di sebuah negeri dimana carut-marut keadaan menjadi makanan sehari-hari. Sejarah panjang negeri ini penuh air mata dan luka. Hal itu telah menjadi keadaan yang biasa dijalani.

Namun ada suatu titik dimana semua penderitaan mencapai kejenuhan. Titik itu adalah titik balik kesadaran yang kemudian mampu menjadi sebuah kebangkitan untuk mencoba melawan segala ketidakberdayaan serta penindasan.

Maka sebuah perjuangan untuk membebaskan semua mimpi-mimpi pun dimulai. Perjuangan yang merupakan sebuah perjalanan untuk membebaskan mimpi-mimpi yang lama terbelenggu dan ditindas. Perjalanan menuju negeri dimana keadilan menjadi hak dan bukan merupakan belas kasihan penguasa. Sebuah negeri utopia.


Ide inilah yang direalisasikan dalam naskah di bawah ini.

Perjalanan Mimpi ke Negeri Utopia


(prolog)
sejarah tak pernah bisa menolak nasibnya
menjadi saksi perjalanan bisu berliku liku
seperti batang batang pepohonan
yang mengukir umur masa pada kulitnya
mengukir prasasti yang tak pernah mati


bung! di negeri kita ini
demokrasi tak lagi berkaki

habis digerogoti (rekayasa pencitraan)
para pengerat bertaring slogan
yang sibuk mengais dukungan
di comberan iklan

bung! mereka mereka itu
kaki tangan wajah wajah lama
yang mati nurani,
dan berani sekali
selewengkan jerih sawah kita
ke sarang uang pribadi
lalu, diam diam jejalkan komisi
ke mulut pemegang bukti
tedeng aling aling kebal jeruji

hei bung!
kita dan mereka sebangsa
sesama manusia pula
tapi bilamana mereka tetap membinatang
kita harus siap jadi pawang

musim berganti musim
angin berhembus menembus jaman
tunas tunas muda bersemi
sayang yang tua tak terganti

jika demikian maka biarlah
aku yang buta meraba jalan
gelap terang tak lagi penting
kedua kaki adalah nujum bagi nasib


pencerahan hanya ilusi
masa depan masih dicari
seperti fatamorgana di siang hari
makin dikejar makin berlari

jika demikian maka biarlah
kudaki saja jalan setapak ini
yang tampak semakin berliku
hingga tersesat, hilang dalam tatapan senja


titik titik hujan yang akan tiba sebentar lagi
hanya isyarat akan kehadiran sebuah karya
yang sedang tumbuh dalam
keheningan malam tak bertepi
maka biarlah kami berdiri
menantang matahari

tapi, air mata dan luka luka
iringi kita menuju persimpangan
di situ ragu menelanmu bulat bulat

jika demikian maka biarlah
aku yang diam hanya bisa diam
namun diamku tersenyum
entah apa yang di pikiran mereka


diam menepi
di tengah gemuruh roda hidup
kadang terasa ngilu
risau menikam berkali kali
sekali ini saja
sekedar menepi
sandarkan jejak jejak letih
: penantian

jika demikian maka biarlah
aku menjadi legenda
yang hanya dan akhirnya kalah
oleh bisa khianat hatimu


jangan mati!
ketika kau telan segala pahit bujuk rayu
meski muak tak dapat kau tolak
pada sisa sisa air mata dan sejuta kenangan
bertahan sekuat kuatnya adalah keharusan

di saat sedihmu
cekik leherku
jilat air mataku
resapi, dan
biarkan larut menjadi tawamu

jaga hati jaga nurani
agar jiwa tak tergilas
jaman s’makin beringas

perihal ajal
terpaksa menjerat
susah payah
pasti kubuat

jika terjadi
dalam waktu dekat
adalah penajisan
diusung air mata

pada makam
tanam saja
karangan daun tawa,
juga tuang
minuman bimbang

lazimnya rongsokan
tak ber-Tuhan
tak bertuan
tak diinginkan

jika demikian maka biarlah
sajak ini menjadi ketapel
yang diayunkan luka duka
robohkan goliath masa depan


mimpi mimpi kami berserakan
di jalan jalan ibu kota
ketika hidup harus dibeli
di negeri ini

mimpi mimpi kami berserakan
di parit parit jalan,
tersangkut kawat duri istana,
di ujung popor senapan,
di telapak sepatu serdadu,
ketika mereka merampas,
mimpi mimpi dari kepala kami

air mata tak lagi beranjak
terinjak injak harga melonjak
uluran tangan hanya basa basi
menyapa perut perut lapar kami

lalu mimpi kami
mimpi mimpi kami berserakan
mimpi mimpi kami berserakan
berteriak tanpa telinga

jika demikian maka biarlah
kutelan habis semua sumpah serapahmu
dan kumuntahkan kembali
agar menjadi doa terindah untukmu


(epilog)
: aku yang pernah mati
diterjang peluru tiran
kini hidup kembali sebagai api
di jiwamu aku hidup kembali
sebagai api yang tak pernah mati

akulah gelisah
akulah anarki
akulah asasi

jika ada sungguh itu menatap arahnya
demikian juga mata angin berkata
maka jadilah segala bermakna
biarlah mimpi menjadi inti


Katalog Pentas Puisi Perjalanan Mimpi.
Download katalog pentas puisi Perjalanan Mimpi ke Negeri Utopia di sini.

Pentas puisi Perjalanan Mimpi ini mendapatkan sambutan meriah dari semua yang hadir di acara ulang tahun Viaduct. Banyak sekali sambutan positif yang meminta KSMB untuk melakukan pentas berikutnya. Sebelum KSMB mengundang Anda untuk menyaksikan pentas selanjutnya, berikut beberapa momen yang berhasil didokumentasikan dari Pentas Puisi Perjalanan Mimpi.

Pentas Puisi Perjalanan Mimpi dibuka dengan prolog yang dibawakan Marlon Hutajulu.
 
Dan Pentas Puisi Perjalanan Mimpi pun dimulai.

Lantunan musik dan lagu yang apik dalam Pentas Puisi Perjalanan Mimpi.
Suasana Pentas Puisi Perjalanan Mimpi.

Pemimpin Produksi : Thomas Silvano
Sutradara : Marlon Hutajulu
Dialog Puisi : Thomas Silvano, Yohanes Butarbutar, Hernindityo Dwirastomo, Rinidiyanti Ayahbi, Rino Ayahbi, Marlon Hutajulu
Lagu & Voice : Rinidiyanti Ayahbi
Musik : Josaphat Arya Pratita, Rinidiyanti Ayahbi
Katalog : Marlon Hutajulu

Untuk mengenal lebih dekat Komunitas Sastra Meja Bundar di sini.

2 komentar:

thomassilvano mengatakan...

belum banyak yang kita sudah capai di KSMB ya bro, tapi kau simpan dengan baik yang sedikit, thanks!

Marlon Hoe mengatakan...

Kalau masalah simpan-menyimpan jangan takut... Hehehe...

Pentas Emosi di-remake aja... Udah bisa recording suara kok di JALUR94.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...