Hari itu sepuluh tahun yang lalu
Mahasiswa meregang disengat peluru
Saat menumpahi jalan menggandeng barisan
Menyeruak gas air mata meraba keadilan
Di mana Tuan saat itu
Sedang duduk beralas kekuasaan semu
Nikmati alunan senapan bertalu-talu
Apakah Tuan tak malu
Hari ini doa-doa menjadi mantra
Mengiringi lembaran kain memandu barisan massa
Berharap hujan tak turun menyapa
Demi kelancaran prosesi tabur bunga
Keadilan yang kami katakan adalah berhala
Saat sepuluh tahun masih bernyanyi dalam sebuah perayaan belaka
Tuntutan yang kami dengungkan adalah dusta
Saat sepuluh tahun masih mengangkat tangan walaupun lupa
Themis, jangan kau hanya duduk terpaku
Bangun dan buka penutup matamu
Hunus pedang bagi Tuan yang maju
Meraih simpati menyongsong pemilu
Tebas kami juga yang keliru
Memaknai sejarah saat sudah sepuluh tahun berlalu
*Jakarta, November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar